Puisi Zay

Takkan pernah

Kukatakan lagi, aku takkan pernah membuka mataku kecuali untuk melihat wajahmu

Aku takkan pernah menampakkan diriku , kecuali untuk memperlihatkan keadaanku padamu

Aku takkan pernah melangkahkan kakiku, kecuali untuk berjalan ke tempatmu

MIMPI BURUK TERAKHIR

Oleh Amri Rasiadani

Weker di atas meja berdering saat menunjukkan pukul 04.15 dini hari. Mata ini sebenarnya masih sangat berat. Tapi mau bagaimana lagi. Jika bukan sayup-sayup suara mu’azin di masjid seberang rumah itu, weker bulat itu takkan mampu mengusik mimpiku. Aku berjalan gontai kebelakang, mengambil air wudhu. Ku nikmati sejuknya. Bukan sejuk, tapi dingin yang membekukan.

Puisi Anis Lidiawati

MARINA IS ENDING
Tuhan…
Bibir itu masih melantunkan simphoni nada yang sama,
Seperti senja kami duduk berpayung mendung di pantai Marina,
Lalu aroma rindu membius dengan toksin asmara
Sekejab menitipkan secawan bahagia